Setiap tahun di bulan Maret dan April, Kota Istanbul menampilkan jutaan bunga tulip dari berbagai jenis dan warna. Dengan lebih dari 20 juta bunga tulip ditanam, Istanbul Tulip Festival berlangsung di banyak taman di sepanjang kota (seperti Gülhane Parkı, Yıldız Korusu, Beykoz Korusu, Göztepe 60. Yıl Parkı, Büyük Çamlıca Korusu, dll.).

Namun, tempat terbaik untuk menikmati Festival Tulip Istanbul adalah di Taman Emirgan (Emirgan Korusu). Dimana setiap tahunnya hampir 3 juta bunga tulip dari 190 jenis telah ditanam di sana.
Istanbul Tulip Festival secara resmi berlangsung hingga 30 April.

Taman Emirgan terletak di pesisir Eropa Bosphorus, di bagian distrik Sariyer, sedikit melewati Jembatan Fatih Sultan Mehmet (alias Jembatan Kedua). Taman tersebut merupakan salah satu taman publik terbesar di Istanbul.

Anda dapat mencapai Taman Emirgan dengan bus 25E dari Kabataş atau 40B dari Beşiktaş.
Pilihan lain, yang lebih indah sambil menikmati pemandangan Bosphorus yang menakjubkan adalah dengan menggunakan jalur feri Çengelköy-Istinye yang berhenti di Emirgan.

Tulip berasal dari Turki, bukan dari Belanda

Berbeda dengan anggapan masyarakat umum yang mengaitkan tulip dengan Belanda, sejarah mengatakan bahwa tulip awalnya tumbuh liar di stepa Asia dan penanaman tulip komersial sebenarnya dimulai di Kekaisaran Ottoman.

Tulip dibawa ke Belanda oleh Kekaisaran Ottoman pada abad ke-16. Sepanjang sejarah, tulip telah menjadi salah satu simbol tradisional Istanbul yang memiliki peran besar dalam seni dan budaya Turki.

Paket Umroh Plus Turki – Emirgan Park

Green Mosque atau Masjid Hijau (dalam Bahasa Turki : Yeşil Cami) di kota Bursa, Turki, merupakan salah satu masjid tertua di Turki. Pembangunan mesjid ini ditugaskan oleh Sultan Mehmed I Çelebi, antara tahun 1419–1424. Masjid ini juga merupakan perpaduan antara arsitektur Seljuk dan Ottoman awal.

Meskipun Masjid Agung Bursa (Ulu Cami) adalah yang terbesar di kota Bursa, namun Masjid Hijau atau Green Mosque adalah sebuah permata arsitektural khas dari sebuah Masjid. Namanya diambil dari ubin interior hijau-biru. Ekteriornya menggunakan batu marmer sedangkan interiornya dipenuhi dengan keramik hias buatan tangan.

Keunikan lainnya dari Masjid Yesil di Bursa ini adalah denah bangunannya yang tak biasa. Denah bangunan masjid Yesil berbentuk hurup “T “ terbalik, sehingga secara artifisial membagi ruang sholat di dalam masjid ini menjadi tiga bagian, yakni ruang utama disekitar mihrab dan mimbar, kemudian ruangan di sayap kiri dan ruangan di sayap kanan. Sedangkan di bagian tengahnya ditempatkan satu pancuran yang berfungsi sebagai tempat berwudhu dari bahan batu pualam.

Paket Umroh Plus Turki – Green Mosque

Grand Mosque, (dalam Bahasa Turki: Ulu Cami) adalah sebuah Masjid Agung di Bursa, Turki. Dibangun dalam gaya Seljuk, pembangunannya dilakukan pada saat diperintah oleh Sultan Ottoman I Bayezid I, dan dibangun antara tahun 1396 dan 1399. Masjid ini memiliki 20 kubah dan 2 menara.

Grand Mosque adalah masjid terbesar di Bursa dan merupakan landmark dari arsitektur Ottoman awal yang menggunakan banyak elemen dari arsitektur Seljuk. Pembangunannya diperintahkan oleh Sultan Bayezid I, dan dirancang dan dibangun oleh arsitek Ali Neccar pada tahun 1396–1399.
Masjid ini memiliki bangunan persegi panjang besar, dengan dua puluh kubah disusun dalam empat baris lima yang didukung oleh dua belas kolom.

Ada juga air mancur (şadırvan) di dalam masjid di mana jamaah dapat melakukan wudhu sebelum shalat; kubah di atas şadırvan ditutup oleh lampu langit-langit yang menciptakan cahaya lembut di bawahnya, memainkan peran penting dalam penerangan gedung besar.

Interior horizontal yang luas dan remang-remang dirancang untuk merasakan kedamaian dan kontemplatif. Subdivisi ruang yang dibentuk oleh banyak kubah dan pilar menciptakan rasa privasi dan bahkan “kesejukan hati”.

Paket Umroh Plus Turki – Grand Mosque

Lokasi ini terletak di antara Masjid Agung (Grand Mosque) Bursa dan Masjid Orhan, Kozahan dibangun oleh arsitek besar Abdul Ula Bin Pulat Sah sebagai bentuk karya-karya bersejarah di Istanbul saat perintah Ottoman Sultan Bayezid II pada tahun 1491.

Di sana terdapat sadirvan (tangki air dengan air mancur) yang berada di tengah-tengah bangunan yang di kelilingi 95 toko.

Toko-toko Silk Bazaar berisi produk-produk berkualitas tinggi dan murah seperti kain sutra, syal sutra, selendang, bahan pakaian, barang artistik, hantaran pernikahan, produk tekstil rumah, pakaian dalam, perak, dan cinderamata berharga lainnya.

Di sebelah timur Han, terdapat halaman kedua bernama Dis (Keluar) Koza Han. Dibuka untuk Long Bazaar dengan dihiasi ubin biru yang menawan membuat orang betah berada di dalamnya.

Tepat di belakangnya ada pintu menuju Koza Han. Strukturnya terdiri dari dua lantai yang mengambil arsitektur khas Ottoman dengan halaman di tengahnya.

Meskipun perdagangan sutra tidak lagi diatur di sini, toko-toko yang menjual pakaian sutra, syal, dan juga beberapa meja perak tetap menjadi surga bagi wisatawan untuk berbelanja.

Selain menjual produk-produk tersebut, ada juga terdapat kafe modern, restoran, serta bar untuk para penduduk lokal dan wisatawan. Orang-orang datang ke sini untuk duduk di kafe di bawah pohon-pohon ,di halaman atau di salah satu meja dan sofa rendah di sudut ruang kafe.

Koza Han telah dikunjungi oleh politisi dalam negeri dan luar negeri, pengusaha, gubernur, walikota dan seniman terkenal.

Keramahan serta senyum manis dari pedagang dan pelayan kafe membuat banyak pengunjung ingin selalu kembali ke sini.

Paket Umroh Plus Turki – Silk Market

Hippodrome, yang terletak di Sultanahmet / Istanbul, adalah sebuah arena public (lapangan) yang digunakan untuk pacuan kuda dan perang gladiator pada masa romawi. Kata hippodrome berasal dari bahasa Yunani, yaitu Hippos (kuda) dan dromos (cara).

Hippodrome memiliki fungsi yang sangat banyak dalam periode Romawi (203-330 M), Bizantium (330-1453 M), dan periode Ottoman (1453-1922), diantaranya menjadi arena bagi pertarungan gladiator, upacara resmi, perayaan, protes, penyiksaan terhadap para terpidana dan sebagainya.

Pada 330 M, Konstantinus I menyatakan kota itu sebagai ibu kota Kekaisaran Bizantium dan menamainya Konstantinopel, yang berarti kota Konstantin dalam bahasa Yunani. Salah satu hal pertama yang dibangun kembali oleh Konstantinus adalah Hippodrome.

Dia memperbesar hippodrome dan menghubungkannya dengan Istana Agung Konstantinopel yang saat ini terletak di bawah Masjid Biru.
Saat ini fondasi Istana Agung Konstantinopel dapat dilihat di Museum of Great Palace.

>Paket Umroh Plus Turki – Hippodrome

Bukit ini berlokasi di daerah Eyup, kota lama Istanbul, dimana di bukit tersebut terdapat sebuah kafe Pierre Loti.

Lokasi wisata ini terdengar asing bagi wisatawan, tidak setenar Hagia Sophia atau Masjid Biru, Istana Topkapi, dan Selat Bosphorus, namun obyek wisata Bukti Piere Loti ini tak boleh dilewatkan.

Dari atas bukit ini, Anda dapat menyaksikan panorama kota Istanbul yang mempesona. Anda juga dapat melihat pemandangan sempurna ke arah Golden Horn, yaitu sebuah selat kecil berbentuk tanduk yang menjadi bagian dari Selat Bosphorus.

Pierre Loti merupakan nama seorang novelis kenamaan, yang juga merupakan seorang tentara Perancis. Ia sangat mengagumi kepemimpinan pada Kesultanan Ottoman dan akhirnya jatuh cinta dan tinggal di Istanbul.

Saat zaman peperangan, Pierre Loti mengkritik dunia Eropa, dia berpihak atau mendukung Turki dan akhirnya ia mendapatkan simpati dari orang-orang Turki.

Pada tahun 1920, Loti diangkat sebagai warga kehormatan Istanbul dan diabadikan pada sebuah jalan di Davanyolu sebagai “Pierre Loti Street” dan kafe di Eyup sebagai “Pierre Loti Cafe”. Bukit di area kafe inilah yang disebut sebagai Pierre Loti Hill (Bukit Pierre Loti).

Untuk mencapai Bukit Pierre Loti, Anda bisa menggunakan kereta gantung (cable car) dengan harga yang sangat terjangkau.

Paket Umroh Plus Turki – Pierre Loti Hill

Masjid Sultan Ahmed adalah salah satu masjid terbesar di kota Istanbul Turki. Masjid ini menjadi bangunan yang ikonik di Istanbul berdiri dengan enam menara yang menjulang tinggi dan sangat megah. Masjid ini dibangun antara tahun 1609 dan 1616 pada masa kepemimpinan Sultan Ahmed I. Masjid ini terletak di kawasan tertua di Istanbul yang berada di dalam situs kuno Hippodrome dan berdekatan dengan Gereja Kristen Kebijaksanaan Suci atau lebih dikenal dengan Hagia Sophia.

Masjid Sultan Ahmed juga sangat berdekatan dengan Istana Topkapi yang merupakan kediaman Sultan Ustmaniyah sampai dengan tahun 1853. Dan masjid ini juga sangat dekat dengan Selat Bosphorus sehingga ketika kita berwisata mengelilingi selat ini masjid ini terlihat sangat megah dan anggun.

Masjid Sultan Ahmed sering juga disebut dengan Masjid Biru (Blue Mosque) karena ornamen dan warna cat interiornya yang didominasi dengan warna Biru. Dilapisi lebih dari 20.000 ubin Iznik buatan tangan yang mempesona. Ubin ini terbuat dari keramik berwarna Pirus dan berdesain bunga Tulip merah. Selain itu di lantai dua masjid juga dicat berwarna biru dengan cahaya matahari yang menyinari masuk melalui lebih dari 200 jendela kaca patri.

Arsitek Masjid ini bernama Sedefhar Mehmet Aga diberi mandat oleh Sultan Ahmed agar masjid tidak di bangun menyerupai Masjidil Haram di Mekkah. Masjid ini pun didirikan dengan lima kubah besar dan enam menara yang terbuat dari emas yang dalam Bahasa Turki disebut sebagai Alti Minareler ( Menara Emas ). Kini selain untuk ibadah Masjid Sultan Ahmed the Blue Mosque juga dibuka sebagai tempat kunjungan wisata. Namun kunjungan wisata di Masjid ini tidak boleh dilakukan ketika masuk waktu sholat jamaah lima waktu.

Masjid ini akan dikunjungi dalam Paket Umroh Plus Turki City Tour maupun Paket 3 hari 2 malam di Istanbul-Bursa-Uludag.

Accordion Content

Cappadocia Turki